Saturday, 17 January 2015

Pantulan 5/15: Sajak Ahmad Sarju, “Seharusnya”

Pantulan 5/15: Nekad
Sajak Ahmad Sarju, “Seharusnya”, Dewan Masyarakat, Julai 1984, muka surat 60, mengajak kita tidak lagi menunggu-nunggu. Sekaranglah waktunya untuk menentukan pendirian. Demi kebaikan kita, sekarang dan pada masa hadapan, pertimbangan janganlah dibiarkan menguasai dengan berkesudahan yang tidak menguntungkan pihak-pihak yang berhak. Sekiranya kelemahan diri bakal memudaratkan kelangsungan, tidaklah lagi bijaksana dipertahankan pendekatan yang sedia diamali. Tidak bermanfaat bersikap apologetik. Pihak yang lain akan tetap meraih faedah, menikmati habuan, sedang tanggungan natijah deritanya dikemam sendiri lalu berubah menjadi warisan.
ASKAT: Apa yang berlaku bukanlah semuanya kita sendiri yang menentukan. Tidak semua urusan di bawah bidang kuasa. Budi bicara pun ada pada orang lain. Maka kita hanya boleh menyeru, mengsyor, berdoa, bertawakal. Semoga ada orang bersedia meneliti pandangan atau perakuan yang kita kemukakan dan sanggup pula mendukungnya. Jika begitu berlaku, tercapailah hasrat semula dan kita diakui pencetus idea, pejuang handalan, memiliki saham dalam usaha-usaha pendaulatan. Dalam penghidupan yang berpancaroba, kalau kita tidak terhalang mengeluarkan idea, menyuarakan luahan, berprinsip sendiri maka sudahlah boleh kita bersyukur, tidak terpinggir menggigit getir. Yang sangat diharapkan ialah kesekataan atau permuafakatan. Kalau demikian boleh terzahir, maka terlonjaklah kita sebagai bangsa berbudaya bakal menempa tamadun tersanjung berkurun.
— at Dewan Masyarakat, Julai 1984.


No comments:

Post a Comment