Tuesday, 22 October 2013

Puisi Baha Zain “Di Muara Cita-cita Pada Sungai Sejarahnya (Untuk Tan Sri Ismail Hussein)”

Saya barusan menikmati sajak Baha Zain (Sasterawan Negara), “Di Muara Cita-cita Pada Sungai Sejarahnya (Untuk Tan Sri Ismail Hussein)”, Dewan Sastera, Oktober 2013. Sajak ini tercipta pada Oktober 2002. Barangkali inilah karya yang tidak perlu diulas. Membacanya sudah seakan sedang diberi penganugerahan, walaupun menusuk dan pada tempatnya pedas. Sajak ini semuanya harus dipetik demi keadilan kepada penciptanya. Tetapi, agar teman-teman memiliki dan merasakan sendiri, aku petik sengajanya pendek sekali, melompat-lompat: “Engkau telah mengenali kejujuran dan kepura-puraan/tetapi memilih diam di telunjuk kebijaksanaan”, dan di bahagian akhir: “musuhmu mengiktirafnya,/dalam benci dan cinta,/engkau ada,/semalam, kini dan esoknya,/senantiasa dan selalu,/engkau, dan/gagasan itu.”

ASKAT: Aku akan kembali meneguk cairan patinya puisi ini, sekali lagi kemudian nanti.



No comments:

Post a Comment