Monday, 10 November 2014

Pantulan 71/14: Sajak Zurinah Hassan, “Laut dan Belantara di Lewat Suatu Senja”

Pantulan 71/14: Pilih kalimat
Sajak Dato' Dr. Zurinah Hassan, “Laut dan Belantara di Lewat Suatu Senja”, Dewan Masyarakat, September 1973, muka surat 21, melambaiku, sedang kicau murai di julai seakan mengilai melihatku termangu. Kalau nakku pilih, “betapa ghairah suara selagi tidak terakam” adalah paling kuberahi. Seperti juga kita menghafali, “Sunyi itu duka/sunyi itu kudus/sunyi itu lupa/sunyi itu lampus” atau kemudian, “Dan aku akan lebih tidak peduli/aku mau hidup seribu tahun lagi” atau, “ada besok maka pasti ada suria”; atau, … masih ada lagi yang boleh dikenalpasti. Silakan mulai pilihan peribadi.
ASKAT: Jauh sebau mawar, aku sendiri pernah mewarwar, bukanlah sejajar , “Biar kita jadi pakar/…/…/…/…/Yang muktabar” (tahun 1991)
 — at Dewan Masyarakat, September 1973.

No comments:

Post a Comment